Senin, 25 Juni 2012

Andi Hatta Marakarma

Bupati Luwu Timur (Lutim) Andi Hatta Marakarma menegaskan akan meminta pertanggungjawaban atas sejumlah proyek bermasalah di daerah itu kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan. Saya ingatkan, segera laporkan seluruh proyek yang cenderung bermasalah paling lambat tanggal 28 Juni nanti, saya akan meminta pertanggungjawaban SKPD terkait berbagai proyek bermasalah tersebut,” bebernya saat memimpin rapat monitoring pelaksanaan berbagai proyek fisik di seluruh SKPD jajaran Pemkab Lutim, di Aula Rumah Dinasnya,Minggu (24/6) malam lalu.

Menurutnya,progres pelaksanaan proyek triwulan I hingga saat ini baru berkisar 31%, padahal seharusnya sudah mencapai 51%.Hasil itu kata Hatta, menandakan SKPD kurang serius dan peduli, sehingga daya serap ini tidak maksimal. Sejumlah proyek ditemukan cederung bermasalah, diantaranya proyek beberapa bangunan kantor yang tidak selesai pengerjaannya atau diputus kontraknya.

Hal itulah yang mendorong orang nomor satu di Lutim ini mengevaluasi berbagai pelaksanaan program kegiatan fisik dan non fisik tahun anggaran 2012. Panitia pengadaan barang dan jasa juga diminta agar melakukan evaluasi menyeluruh dan memintapihakpanitiaunitlayanan pengadaan (ULP),PPK,meningkatkan koordinasinya agar lebih proaktif mulai dari perencanaan, pengawasan, hingga serah terima akhir pekerjaan.

Sekretaris Kabupaten Lutim Bahri Suli dalam arahannya mengingatkan, penyusunan KUA PPAS Tahun 2013 segera dilaporkan seluruh SKPD, sehingga penetapan APBD-P 2013 dapat dilakukan paling lambat satu tahun sebelumnya, begitu juga dengan APBD Perubahan harus segera dilaporkan.

Rabu, 30 Mei 2012

Tim Security Response Symantec

Tim Security Response Symantec tengah menganalisa ancaman baru yang sangat canggih dan tersembunyi, W32. Flamer. Hasilnya mengungkapkan malware ini diciptakan dengan kemampuan untuk memperoleh informasi dari sistem yang telah terinfeksi, yang kebanyakan berlokasi di Timur Tengah.

Malware ini serupa dengan dua ancaman sebelumnya yakni Stuxnet dan Duqu. Menurut Symantec dalam pernyataan resminya kepada media pada Rabu 30 Mei 2012, kode ini tidak dibuat oleh perseorangan. Tapi, sekelompok orang yang didanai dan mendapatkan instruksi.

Kode tersebut termasuk beberapa referensi ke rangkaian “FLAME”. Kode "InstallFlame" ini mungkin menunjukkan contoh-contoh serangan dari beberapa bagian kode tersebut. Tapi, bisa pula bermakna nama proyek pengembangan malware tersebut. Inilah asal julukan Flame berasal.

Serangan tersebut telah berjalan secara diam-diam selama minimal dua tahun. Malware ini memiliki kemampuan untuk mencuri dokumen, mengambil rekaman tampilan layar (screenshot) dari desktop pengguna, menyebarkan melalui USB drives, menonaktifkan produk vendor keamanan, dan dalam kondisi-kondisi tertentu, menyebarkannya ke sistem-sistem lain.

Ancaman ini dapat pula memanfaatkan beberapa kerentanan yang sudah diketahui. Malware Flame bisa menggunakan patched di Microsoft Windows untuk menyebarkan ke dalam jaringannya.

Telemetri pertama mengindikasikan bahwa target dari ancaman ini berlokasi sebagian besar di Tepi Barat Palestina, Hungaria, Iran dan Libanon. Target lainnya termasuk Rusia, Austria, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab.

Dasar pemilihan sektor-sektor industri, afiliasi, dan individu yang menjadi target saat ini masih belum jelas rumusannya. Bukti awal menunjukkan bahwa korban-korban mungkin tidak dijadikan target karena alasan yang sama.

Kebanyakan dari target Flame lebih banyak menerima ancaman ini dari aktivitas-aktivitas pribadi dibanding saat bekerja di kantor. Menariknya, selain menargetkan perusahaan tertentu, banyak sistem yang diserang merupakan komputer yang digunakan dari koneksi Internet di rumah.

Perilaku Hewan Konyol

Perilaku hewan memang kerap kali menyerupai manusia. Setelah kita mengenal hewan yang bisa mengenal kata, terdapat pula hewan yang bisa bersandiwara. Adalah seekor hamster yang ternyata merupakan hewan yang bisa bersandiwara. Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, terlihat seekor hamster bisa pura-pura mati.

Dalam video itu, hamster itu pura-pura mati setelah tuannya berpura-pura menembaknya, dengan menggunakan 'pistol jari'. Seakan benar-benar ditembak dengan menggunakan pistol asli, hamster itu terlihat mematung setelah ditembak. Setelah beberapa detik mematung, hamster itu pun kemudian menjatuhkan diri, layaknya mati.

Video itu diunggah di YouTube oleh akun bernama Athanasius Mike. Belum diketahui berapa lama dan seperti apa hamster itu dilatih agar bisa berpura-pura mati. Video itu sendiri diunggah sejak 25 Mei 2012. Hingga kini, video itu sudah dikunjungi lebih dari 400 ribu pengunjung.

Rencana Mengubah Skema Interkoneksi SMS

Sejak tahun lalu, Kementerian Kominfo dan BRTI telah mengumumkan rencana mengubah skema interkoneksi SMS yang sebelumnya Sender Keep All (SKA) menjadi berbasis biaya (cost-based). Penerapan skema berbasis biaya berlaku mulai malam ini, 31 Mei 2012 pukul 23:59:59 WIB.

Rencana penggantian skema ini telah mencapai komitmen bersama pada Sabtu 26 Mei 2012. Kementerian Kominfo dan BRTI bersama seluruh penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan layanan SMS menyatakan siap melaksanakan langkah baru ini. Pemerintah pun telah menekankan waktu pemberlakukan tidak bisa lagi ditawar.

Aturan baru ini dipastikan akan mengurangi program promosi SMS gratis lintas operator. Interkoneksi sistem sebelumnya mengundang spam yang sangat tinggi. Menurut Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto, skema perubahan tarif SMS ini didasarkan oleh semangat untuk menyehatkan industri telekomunikasi yang semakin tidak seimbang.

Dalam skema SKA, para penikmat tarif SMS gratis lintas operator malah membanjiri dengan pengiriman SMS sehingga trafik tidak seimbang. Penyelenggara pengiriman SMS ini berlaku tidak adil bagi konsumen. Pemberlakuan skema baru ini dipicu keluhan konsumen terhadap peredaran SMS spam yang disebar secara massal. Tarif SMS gratis dituduh menjadi penyebab spam SMS yang memenuhi inbox Anda. Dari iklan kredit hingga pembersih tinja. Apakah Anda pernah menjadi korbannya?

"Itu ndak sehat. BRTI sudah ingatkan ini pada 2011 lalu. Jadi, penarifan telekomunikasi berbasis biaya," ujar Gatot kepada media, Rabu 30 Mei 2012. Menurutnya, perhitungan tarif ideal itu berbasis biaya. Alasannya, setiap layanan komunikasi sudah mencakup biaya produksi dan biaya lainnya.

Gatot juga menambahkan bahwa skema tarif dasar interkoneksi ini yakni Rp23 per SMS. Biaya ini merupakan besaran yang harus dibayarkan oleh operator pengirim ke operator penerima. Sementara pengguna dibebankan tarif interkoneksi ditambah dengan biaya retail activity. Ini meliputi biaya produksi, marketing. Itu urusan mereka, pemerintah tidak ikut campur," katanya.

London Meresmikan Sebuah Jam Raksasa

Pada 153 tahun yang lalu, London meresmikan sebuah jam raksasa. Bernama Big Ben, jam itu menjadi simbol kebanggaan ibukota Inggris. Menurut The History Channel, Big Ben ditempatkan di Menara St.Stephen setinggi lebih dari 97 meter. Letaknya di kompleks Gedung Parlemen di Westminster dan persis di pinggir Sungai Thames.

Pembangunan Big Ben berawal dari pemugaran gedung parlemen yang hancur terbakar pada Oktober 1834. Dulunya bangunan itu merupakan salah satu istana raja Inggris bernama Palace of Westminster.

Pendirian Big Ben tak lepas dari peran seorang astronom kerajaan bernama Sir George Airy. Dia ingin ada suatu jam besar yang akurat, sesuai dengan perhitungan Royal Greenwich Observatory.

Banyak pembuat jam saat itu yang bersikap sinis dengan ambisi Airy. Namun, dia pantang menyerah dengan merekrut seorang pengacara bernama Edmund Beckett Denison yang juga pakar horologi, atau ilmu penghitungan waktu, untuk merancang pembangunan jam raksasa.

Desain jam besar rancangan Denison dibuat oleh perusahaan E.J. Dent & Co. dan selesai pada 1854. Lima tahun kemudian, 1859, Menara St. Stephen selesai dibangun dan akhirnya dipasangi sebuah jam raksasa sebesar lebih dari 13 ton, yang diderek dengan bantuan 16 ekor kuda.

Asal-usul nama Big Ben masih simpang siur. Ada yang menyebut nama jam itu diambil dari nama panggilan seorang pejabat London yang terkenal di masa itu, Sir Benjamin Hall. Namun juga ada cerita bahwa nama jam itu terinspirasi dari seorang petinju kelas berat terkenal di Inggris, Benjamin Caunt. Ini mengingat bentuknya yang besar. Entah versi mana yang benar, hingga kini jam itu masih berfungsi dan berdentang kencang di waktu-waktu tertentu.

Mayat korban Pembantaian Di Suriah

Mayat-mayat korban pembantaian di Suriah kembali ditemmukan. Kali ini peninjau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan menemukan 13 korban pembantaian yang diduga sebagai rentetan kekejaman di Houla yang terjadi sebelumnya. Mayat-mayat pria itu ditemukan di sebelah utara Kota Deir al-Zour. Kondisinya mengenaskan. Mereka dibantai, ditembak di bagian kepala dengan tangan terikat.

"Semua mayat tangannya terikat di belakang dan beberapa tampak ditembak dari belakang di bagian kepalanya," kata Ketua Misi PBB, Jenderal Robert Mood di al-Sukar, timur Kota Deir al-Zour, Suriah. Dia meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik Suriah untuk menahan diri dan menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil. Setidaknya, sebanyak 108 orang ditemukan tewas secara mengenaskan di Houla. Diperkirakan 15.000 orang telah tewas di Suriah sejak pecah revolusi menentang rezim Presiden Bashar al-Assad pada Maret tahun lalu.

Sejumlah negara telah memprotes pembantaian ini. Beberapa negara ramai-ramai mengusir dilpomat Suriah. Pada Selasa 29 Mei 2012, melaporkan pemerintah Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Kanada dan Australia telah mengumumkan pengusiran diplomat Suriah itu. Pemimpin Suriah menolak tudingan pembantaian ini. Mereka balik menuding pembantaian dilakukan oleh pemberontak untuk menggagalkan proses perdamaian dan memancing intervensi kekuatan Barat.

Temuan Kebudayaan Kuno

Sejak lama, temuan kebudayaan kuno berusia lebih dari 4.000 tahun di Lembah Indus, wilayah yang kini melingkupi India, Pakistan, Nepal dan Bangladesh -- telah memukau para arkeolog. Namanya peradaban Harappan.

Soal ketenaran, Harappan kalah dengan Mesir dan Mesopotamia, namun ia adalah yang terbesar. Meliputi wilayah seluas 386.000 mil persegi atau 1 juta kilometer persegi sepanjang Sungai Indus, dari Laut Arab hingga Singau Gangga. Pada puncaknya, peradaban ini diperkirakan menyumbang 10 persen populasi dunia.

Peradaban ini berkembang sekitar 5.200 tahun lalu, lalu terpecah belah antara 3.900 hingga 3.000 tahun lalu, saat warganya berpindah ke timur, meninggalkan pusat peradaban yang lambat laun menjadi kota hantu.

"Kita mengenal dekat peradaban Mesir dan Mesopotamia, namun peradaban Indus yang lebih besar dari keduanya benar-benar terlupakan hingga tahun 1920-an," kata peneliti Liviu Giosan, ahli geologi dari Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts, seperti dimuat situs sains, LiveScience. "Bahkan hingga kini, banyak hal yang tidak kita ketahui dari mereka."

Hampir seabad lalu, para peneliti mulai menemukan bekas-bekas pemukiman Harappan, di sepanjang Sungai Indus sampai ke anak-anak sungainya. Bahkan hingga di daerah gurun di perbatasan India dan Pakistan. Kota kuno itu terbilang canggih di masanya, memiliki hubungan laut dengan Mesopotamia, juga perdagangan internal, seni dan kerajinan, juga tulisan yang belum terbaca.

"Mereka memiliki kota yang teratur, dengan pipa-pipa yang disusun indah, yang tak ditemukan hingga Kebudayaan Romawi Kuno," kata Giosan. "Masyarakatnya terlihat lebih demokratis daripada Mesopotamia dan Mesir. Buktinya, tak ada bangunan besar nan megah ditemukan, yang ditujukan untuk orang-orang penting semacam raja maupun firaun."

Penyebab kepunahan

Seperti halnya peradaban Mesir dan Mesopotamia, peradaban Harappan, yang beri nama berdasarkan salah satu kota terbesar mereka, juga berada dekat sungai.

Giosan dan para koleganya telah merekonstruksi lanskap dataran dan sungai di mana peradaban yang terlupakan itu berkembang. Temuan mereka menjelaskan nasib misterius dari peradaban ini.

Diduga kuat, ada campur tangan perubahan iklim dalam punahnya peradaban Harappan. "Penelitian kami mengungkap salah satu contoh paling jelas, tentang perubahan iklim yang menyebabkan runtuhnya sebuah peradaban," kata Giosan.

Para peneliti telah menganalisa data satelit lanskap yang dipengeruhi Sungai Indus dan sungai-sungai lainnya. Pada tahun 2003 sampai 2008, para peneliti mengumpulkan sampel sedimen dari perairan Laut Arab ke lembah subur di Punjab, lalu ke utara ke Gurun Thar. Ini untuk mengetahui asal-usul dan usia sedimen, sekaligus mengungkap perkembangan lanskap itu. "Bekerja di gurun dengan temperatur sampai 43 derajat Celcius sangat menantang bagi kami," kata Giosan.

Setelah mengumpulkan data sejarah geologi, "kami bisa menguji kembali apa yang sudah kami ketahui seperti bentuk pemukiman, apa yang ditanam dan kapan orang menanam, dan bagaimana perubahan lahan pertanian dan pemukiman," kata peneliti Dorian Fuller, arkeolog dari University College London. "Ini membuka pandangan baru tentang proses perpindahan warga ke timur, perubahan dalam masyarakat pertanian, dan kota-kota yang akhirnya mati."

Studi sebelumnya menawarkan kemungkinan, Harappan menerima air dari lelehan gletser Himalaya, melalui sungai suci dalam mitologi Hindu, Sarasvati. Namun, belakangan ilmuwan menemukan, peradaban bergantung pada sungai yang dialiri air hujan. Bukti arkeologi juga mengungkap, sepanjang sungai yang akhirnya kering kerontang di wilayah gurun di sepanjang lembah Hakra, sebelumnya adalah lokasi pemukiman Harappan.

Suatu ketika di masa lalu, hujan melemah, mematikan pertanian dan menggeser peradaban mengikuti aliran sungai selama 2.000 tahun. Gioson menjelaskan, insolasi -- energi matahari yang diterima Bumi -- dalam siklus bervariasi, bisa mempengaruhi musim hujan. "Dalam 10.000 tahun terakhir di belahan bumi Utara, insolasi tertinggi terjadi pada 7.000 hingga 5.000 tahun lalu. Setelah itu insolasi menurun.

Perpindahan peradaban Harappan menunjukkan, mereka adalah orang-orang tanggung yang mampu menyesuaikan diri. Selaa berabad-abad, orang-orang Harappan berpindah ke lembah Sungai Gangga, di mana musim hujan bisa diandalkan.

Kota pusat peradaban memang runtuh, tetapi komunitas pertanian kecil tetap hidup dan berkembang. Meski seni dan budaya seperti tulisan memudar, namun sistem pertanian bertahan dan terdiversifikasi."

Temuan ini bisa membantu eksplorasi masa depan tentang peradaban Indus. Daat ini, para peneliti sedang menebak di mana pemukiman Harappan yang lebih signifikan, berdasarkan hubungan mereka dengan sungai.

Sementara, meski diduga membuat punah kebudayaan kuno, belum jelas bagaimana akibat dari perubahan iklim modern. Para ilmuwan telah merinci temuan mereka pada 28 Mei 2012 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.